Teruslah Menjadi Orang Baik & Minta Sama Allah Sereceh Apapun Itu

 Hallo everyone,...Apa kabar nih?

he he maafin ya ngilangnya kali ini gak tanggung-tanggung, hampir setahun, baru nongol sekarang. :)peace

Semoga tetap pada sehat dan masih setia jadi teman aku di sini, sekalipun sudah banyak yang pindah ke akun sebelah yang lebih rame dan hits.

Malming kalian pada ngapain nih? Kencankah? Konserkah? Nyelesein serial drakor kah? atau sama kayak aku rebahan di kamar aja sambil scral scroll sosmed. haha

Gapapa kita sama. Toś dulu. ;)

Oya hampir lupa, aku mau shareng kekalian tentang keseruanku hari ini, yang membawaku pada sebuah conclusion tertera pada judul tulisan ini.

Kita mulai ceritanya.... 

Tepatnya tadi sore sekitar pukul 4 an ketika aku jongkok di wc, tiba-tiba aku kepikiran tentang cara kerja kebaikan. Flashback ke masa mondok dan hidmah di pesantren.

Aku dulu sering banget kepikiran begini, "Ngapain si kamu capek-capek ngurusin anak orang, ber-effort belajari anak orang, baik banget nolong orang padahal kan dia bukan siapa-siapamu. Adek bukan, sodara bukan, sepupu juga bukan, tetangga juga enggak, dia hanya orang asing yang ketemu di pesantren. Kurasionalkan dari sisi pandang manapun tidak ketemu jawabannya. Tetap saja dilakukan, satu dalih yang menurutku sesuai yaitu manut guru."

dan baru tadi sore aku menemukan jawabannya. Bahwa bisa jadi hal-hal baik yang menghampiriku, meliputiku hari ini adalah buah dari kebaikanku di masa lalu itu. Ibarat investasi, aku panenya sekarang sedangkan keluar modalnya puluhan tahun silam. Cocok sekali dengan yang diajarkan Allah melalui firmannya di salam Q.s.al-Isra' ayat 7 yang artinya: 

"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri..."

 Jadi, kebaikan yang kita lakukan itu sejatinya ya until diri kita sendiri. Misalnya kita membantu orang yang sedang kesusahan membawa barang, sejatinya kita menolong diri kita sendiri ketika berada pada kerepotan serupa. Yakni pada suatu waktu kita kesusahan membawa barang, kita akan ditolong orang tanga kita minta terlebih dahulu. Sedangkan orang yang kita tolong dengan orang yang menolong kita bisa jadi dua orang yang berbeda.

sampai disini bisa dingerti, teman!

Nah, hari ini aku mendapatkan banyak bantuan dan ketemu orang-orang baik yang tak terduga.

1. Pak Kurir pengantar paket

Aku baru melihatnya sekali, sebelumnya belum pernah lihat apalagi kenal. Tapi pas aku bertanya untuk ditunjukkan ekspedisi terdekat dari kontrakan dimana, beliau menjawab dengan santa tulus dan bark sampai diberi arah-arahan yang akurat, yang aku dong. Karena aku adalah pendatang baru belum kenal lingkungan sekitar. kemudian ketika saya menanyakan paket saya yang diantar rekan kantornya kok belum sampai, beliau tanpa keberatan langsung crosscheck dan malah paketku diantarkan ke kontrakan oleh beliau. Kalas dipikir pakai logika, yakin gak bakar ketemu jawaban rasionya.

2. Pak Driver OJOL

Aku pesen OJOL, la ternyata alamat tujuan kutulis alamat jemput. Sesampainya pak driver, beliau crosscheck dan bertanya, "Mbak, ini alamat jemput dengan alamat tujuannya sama, benar?, aku bingung, "Masa iya.", ucapku salam hati, buru-buru kucek HP, tenyata ia benar adanya. Kemudian diajari cara ganti. Kami melaju menuju alamat kontrakanku, di tengah obrolan beliau menyampaikan, "Mbak kalau ada driver minta matiin paket data pas poses jemput atau antar mbak, jangan mau ya.", "Kenya pak?", tanyaku spontan. "Karena ini trik untuk driver membohongi penumpang supaya bisa naikin tarif dari harta normal, karena biasanya setelah naik ke kendaraan, penumpang sudah jarang yang mengecek hp kembali. "Aku menggangguk tanda paham, situasi dan kondisinya kebab aku pernah dapat driver ojol model begini, untung aku konfirmasi sama suami, dan suami bilang jangn boleh driver matiin paket data. Ternyata begini maksudnya.

3. Sering dibilang: jangan manja, yang mandiri, jangan bergantung kepada orang lain

Bagaimana perasaan kalian jika mengalami hal demikian? Gemas bukan? dan ingin membuktikan pada dunia rasanya, betapa aku gak seremeh itu. Setuju!

Padahal sudah mandiri sedari kecil, gak merasakan di manja orangtua. Di saat anak lain pertama maşuk sekolah di antar orangtuanya, aku sudah dititipkan ke tetangga untuk didaftarkan bareng dengan anak si tetangga. Anak lain diantar jemput sekolahnya, aku jalan kaki. Anak lain pertama masuk sekolah seragam baru, aku pakai seragam seadanya thrift. Aku pengen ini pengin itu, kudu nabung dulu orangtua gak mau kasih langsung. Anak lain saran disuapin, dandan sekolah didandanin, aku sudah mandiri sendiri karena orangtua sudah berangkat kerja semua.

Jadi kali ini, aku mau membuktikan aku bisa dan mampu sendiri. Ternyata sepi woiii. wkwk Aku berdoa, "Ya Allah mau ditemanin biar gak sepi dan takut.", tiba-tiba Allah mengirimkan teman yang sudah 9 tahún gak pernah tegur sapa. tiba-tiba DM instagram memberondong pertanyaan, tukar kabar, dan karana aku udah terasa capek aku minta pindah ke WA barangkali bisa telfon. Alhamdulillahnya doi juga lagi free. Alhasil ngobrol tak terasa ternyata hampir 1,5 jam ngobrol asyik, berbobot, dikusi, tukar pikiran. MasyAllah... makasih Ning Nuril. Lancar untuk wisuda S2nya Mei besok, dan semog lekas datang Kang Mas Bagus melamar.

dan satu lagi, kata Suami,"Kamu pernah dengar gak si kalau suara kucing adalah suara malaikat?", "Belum.", jawabku singkat. jika itu benar adanya, termin kasih ya Allah, sedari sore hinge kini 2 kucing standby di teras nemanın aku. Semoga itu malakit yang jaga aku dan nemenin aku biar gak sendirian.

 

segini dulu ceritaku hari ini yaa...InsyAllah kita sambung besok lagi. See youuuuuu :)

Komentar

Tulisan Lainnya

Sturkturalisme Robert Stanton

Proses Penciptaan Manusia (Q.S. Al-Mu’minun: 12-14)

Mengenal Al-Adab Al- Muqāran Atau Sastra Banding

Husnu At-Ta'lil

Makalah Penelitian Puisi Lastu Adri: Analisis Intrinsik dan Ekstrinsik