Penulisan Metode ATAP
LANGKAH KAKI KOLABORASI
Oleh: Heni Alliana
Salam Guru Merdeka Belajar. Salam kenal. Perkenalkan nama saya Heni
Alliana. Biasa dipanggil Bu Guru Heni. Seorang guru honorer di salah satu
Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta di kota Yogyakarta. Saya mengajar pada
mata pelajaran (mapel) Sains Al-Qur’an di kelas delapan (VIII).
Sains Al-Qur’an merupakan salah satu mapel pokok yang diajarkan di sekolah
tempat saya mengajar. Mapel ini merupakan sebuah integrasi dari ilmu
pengetahuan (sains) dengan al-Qur’an. Pada pembelajaran mapel ini, saya tidak
hanya dituntut untuk cakap dalam memahami ilmu pengetahuan dalam kaca mata
sains saja, melainkan juga pada ayat-ayat al-Qur’an yang membahas tentang
sains. Tidak hanya itu saja, sebagai seorang guru selain memahami materi untuk
disampaikan kepada murid, saya juga memiliki tanggung jawab mendidik. Yaitu
tidak sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, namun juga mengajarkan nilai-nilai
luhur kehidupan.
Pada mapel Sains al-Qur’an ini, diharapkan peserta didik mampu memahami
fenomena alam yang ada dan mengkaitkannya dengan tadabur ayat suci al-Qur’an
yaitu pada ayat-ayat yang menjelaskan perihal ilmu pengetahuan (sains).
Zaman sekarang, masa pandemi, pendidikan memiliki tantangannya tersendiri.
Pembelajaran yang mulanya berlangsung tatap muka antara guru dan murid di ruang
kelas, kini berganti menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan sistem daring
(dalam jaringan). Pada saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas, saya
dan murid-murid tidak luput dari permasalahan atau pun kendala. Apalagi
pada PJJ, beragam kesulitan dan kendala bermunculan.
Penyesuaian demi penyesuaian saya upayakan guna terwujudnya PJJ yang
kondusif. Dari mencoba satu persatu aplikasi sebagai media belajar seperti grup
whatsApp, instagram, youtube, quizizz, zoom meeting, google form, dan
sebagainya. Namun, kurun waktu sembilan bulan, masa pandemi hingga kini
bukanlah waktu yang singkat. Kejenuhan mulai dirasakan oleh murid-murid. Hal
tersebut terlihat dari kurangnya antusias mereka dalam belajar, baik ketika di
grup whatsApp maupun ketika bertatap muka di zoom meeting dan juga laporan dari
orang tua atau wali murid. Mereka cenderung asyik dengan gawainya pada hal-hal
lain, kecuali belajar, seperti: mendengarkan musik, bermain game online,
membaca manga atau novel, bersosial media atau menonton film kesukaan mereka.
Berdasarkan hal tersebut, kemudian saya menyusun strategi bagaimana
murid-murid dapat melaksanakan PJJ dengan asyik, menarik, dan tidak membosankan.
Selain itu juga bagaimana murid-murid mampu menggunakan gawai dengan bijak,
tidak hanya sebagai sarana hiburan belaka, melainkan sebagai sarana belajar untuk
mengasah kompetensi, bakat dan minat mereka.
Mula-mula, saya berempati kepada murid. Dari hasil empati tersebut, saya
petakan. Setelah terpetakan, saya menemukan beberapa kecenderungan yang sama di
antara satu murid satu dengan lainnya. Bahwa mereka banyak menggunakan gawai
untuk mendengarkan musik dan bermain game online. Kemudian dari hasil peta
empati, saya menyusun ide untuk membuat media pembelajaran berbasis hal-hal
yang mereka sukai. Saya memutuskan untuk membuat media panduan, yaitu panduan
PJJ dengan musik.
Saya mulai menyusun dan mengumpulkan materi sains al-Qur’an yang akan saya
ajarkan yaitu tentang Sutera Based on Q.s. Al-Hajj: 23. PJJ berlangsung seperti
biasanya, yaitu dimulai dari grup whatsApp sebagai pengantar kemudian disambung
menggunakan aplikasi zoom meeting untuk tatap muka secara daring. Saya membuka
PJJ dengan ice breaking, kemudian dilanjutkan pada penyampaian maksud dan
tujuan pembelajaran hari tersebut. Saya memulai dengan memimpin doa belajar,
kemudian membaca ayat al-Qur’an yaitu Q.s. al-Hajj: 23 kemudian murid-murid
menirukan. Selanjutnya saya menjelaskan tentang arti, makna, kandungan dan
tafsir ayat tersebut. Kemudian saya membagi murid-murid dalam beberapa kelompok
dan setiap kelompok terdiri atas 3-4 anggota. Nampak satu persatu murid-murid
mulai bertanya-tanya tentang PJJ hari tersebut. Setelah kelompok terbentuk,
saya menyampaikan panduan dari media yang saya buat.
Saya memberi insptruksi untuk mereka mendiskusikan tentang aliran musik apa
yang disukai dan juga lagu apa yang sering mereka nyanyikan. Zoom meeting ramai
oleh riuh chat pertanyaan dan juga tanggapan dari murid-murid. Kemudian setelah
mereka menemukan kecocokan aliran musik dan lagu kesukaan dari masing-masing
anggota dalam kelompok, saya memberikan instruksi baru yaitu mencari 4-5 kata
kunci dari materi yang saya sampaikan. Mereka semakin terkejut oleh instruksi
yang saya sampaikan.
Setelah semua kelompok menyampaikan hasil diskusinya, saya memaparkan
tentang strategi pembelajaran yang saya
rancang dan media yang saya buat sebagai bahan ajar.
Selanjutnya, saya membagikan screen dan menampilkan deretan kata
yang tersusun yaitu lirik lagu. Kemudian saya memutar rekaman, yaitu berisi
lagu dengan lirik yang ditampilkan oleh screen menggunakan nada yang
sederhana tetapi mengena. Sebuah lagu berjudul “Sutera” yang memuat tentang
materi pembelajaran yang dikemas dalam sebuah lirik lagu.
Murid-murid sangat antusias menyimak dengan saksama. Kemudian kami menyenandungkan
lagu tersebut secara bersama-sama. Sesi selanjutnya adalah giliran murid-murid
menyusun lirik lagu dari kata kunci-kata kunci yang dipilih. Murid-murid
berdiskusi di grup whatsApp menyusun lirik lagu dan mengaransemenkan pada
aliran musik yang mereka sukai. Adapun media ini terwujud berkat kolabolari
yang terjalin apik oleh saya, murid-murid dan guru kesenian.
Berdiri pada kaki sendiri itu sangat baik, namun terkadang kita memerlukan
pegangan yang kuat untuk bisa berdiri lebih kokoh. Empati dan kolabolarasi
adalah kombinasi yang serasi untuk kita bisa terus survive dan mengasah
potensi diri, berdiri kokoh serta memberi kemanfaatan kepada sesama.
Kerap kali virus inpurna menghampiri dan nyatanya yang ada tong kosong
nyaring bunyinya, alias nihil. Sebenarnya kita hanya butuh take action
dan memulai dari yang mudah kemudian merealisasikannya. Tidak perlu yang
muluk-muluk untuk sebuah awal perubahan yang baik.
Menurut hemat saya, suatu hal yang baik adalah yang selalu dilakukan dengan
continue dan dibarengi dengan evaluasi. Strategi ini akan lebih baik
lagi apabila proses pembuatan dan hasilnya didokumentasikan dengan baik supaya
dapat berbagi praktik baik kepada lainnya lebih banyak.
Komentar
Posting Komentar