Dilema


DIleMa




Angin bertip sepoi-sepoi mengibarkan jilbab hijauku, ku duduk sendiri ditemani hati yang sepi, gudah gulana. Aku tak yahu kepada siapa aku harus meluapkan rasa yang ada, seakan mataharipun tahu isi hatiku, terlihat dari sinarnya yang redup. Hari ini sang mentari tak seperti biasanya mungkinkah dia tahu apa yang dirasakan sahabatnya yakni aku. 
Kupandangi daun-daun hijau yang kesana-kemari karena belaian angin, aku jadi ingat sama sahabatku disana. Biasanya kita cerita bareng, makan bareng tapi kini semua berbeda. "Sahabat aku kangen, kamu tahu ndak apa yang tengah aku rasakan" kataku dalam hati. Tiba-tiba kuterasa ada yang menepuk bahuku yang membuat diriku kaget." Hey maniz, kok sendirian murung lagi" kata El pada ku. namun pertanyaaan dari El hanya aq jawab dengan seutas semuan tipis. Temanku yang baik hati, pengertian, ramah, dan sangat cantik itu lah temanku yang bernama El. Dia duduk disebelahku memandangiku dengan senyuman penuh perhatian,"Al, sebenarnya ada apa?" tanya El padaku.
"Aku sedang gundah dan ntah gak jelas apa yang aku rasakan, aku mampu ndak ya melewati ini semua, aku seakan putus asa El",curhatku pada el.
"Yakinlah Al kamu pasti bisa kok melewati dan menjalani ini semua dengan senyuman dan akan indah pada waktunya", kata El seraya menyamankan duduknya.
Aku meresapi kata-kata El dan mencoba meyakinkan hatiku," Tapi El aku terkadang terasa sangat rapuh dan sangat lelah rasanya ingin menyerah saja" tambahku pada El.

",menurutku kamu tu bukan orang yang mudah menyerah, aku yakin kamu bisa dan mampu. Jadilah diri kamu sendiri yang tampil apa adanya , karena adanya dirimu itu indah dan Allah menciptakan kamu berbeda dari yang lainya, itu lah istimewanya kamu Al". Aku tertunduk dan larut dalam suasana. "Tetaplah memotivasiku ya El. aku sangat membutuhkan nasihat dan motivasi darimu, ingatkan aku ketika aku lalai dan semangati aku ketika aku jatuh.Syukron katsir ya Sohibati" kataku penuh terimakasih padanya." ia sahabatku sama-sama, tetaplah semangat jangan menyerah ,apapun kesulitan yang ada didepan kita hadapi bersama-sama" .
Sungguh terimakasih ya Allah Kau mengirimkan El menjadi sahabatkuu ,sahabat yang baik dan memberiku sahabat-sahabat yang baik dimanapun aku berada.

Komentar

Tulisan Lainnya

Proses Penciptaan Manusia (Q.S. Al-Mu’minun: 12-14)

Sturkturalisme Robert Stanton

Teruslah Menjadi Orang Baik & Minta Sama Allah Sereceh Apapun Itu

Manfaat belajar filsafat

Analisis Kamus Indonesia Arab Karya As'ad Mahmud Al-Kaelany