Belajar Nahwu Efektif dan Efisien dengan Talfiful Akwan
Pembelajaran Ilmu Nahwu Melalui Talfiful Al-Akwan
Pesantren
pada masa kini memiliki perana yang penting dalam memajukan bangsa Indonesia.
Terbukti dengan prestasi yang dicapai, pesantren telah mampu mencetak banyak
tokoh-tokoh bangsa yang kompeten pada bidangnya dengan moralitas yang tinggi.
Hal tersebut di karenakan sistem yang dibangun di pesantren ditaati dan
dijalankan dengan sepenuhnya. Sehingga menghasilkan lulusan yang unggul,
berbudi luhur, dan berdedikasi tinggi.
Pesantren
merupakan harapan bangsa Indonesia untuk menumbuhkan generasi-generasi yang cerdas
secara intelektual, emosional dan spiritual yang mampu melanjutkan estafet
kepemimpinan. Kepada generasi yang baiklah terdapat pemimpin yang baik, yang
mampu membawa Indonesia lebih baik.
Salah
satu sistem yang diajarkan oleh pesantren dalam mendidik para santrinya adalah
menggunakan Talfiful Al-Akwan dalam mengkaji ilmu nahwu. Seperti yang
dipelajari di Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta. Pesantren Wahid Hasyim
menggunakan Talfiful Al-Akwan sebagai metode pembelajaran ilmu nahwu
dalam kelas khusus yang disebut dengan ‘matrikulasi’. Matrikulasi adalah kelas
persetaraan bagi semua santri baru di pesantren Wahid Hasyim untuk memperoleh
pengetahuan dasar pesantren, salah satunya adalah ilmu alat yaitu ilmu Nahwu.
Ilmu
Nahwu merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang tata cara
mempelajari bahasa Arab, kaidah bahasa Arab, menyusun kata dalam bahasa Arab
dan membaca tulisan berbahasa Arab dengan baik dan benar. Ilmu Nahwu merupakan
ilmu dasar yang diajarkan dipesantren sebagai alat untuk membaca
literatur-literatur berbahasa Arab. Santri diajarkan ilmu Nahwu diawal
pembelajaran di pesantren guna sebagai bekal dalam mempelajari dan memahami
ajaran Islam yang terdapat pada Alquran, hadits, dan literatur-literatur
berbahasa Arab.
Karena
pentingnya ilmu Nahwu sebagai alat dalam mempelajari suber-sumber ajaran
Agama Islam yang berbahasa Arab maka pesantren Wahid Hasyim memilih Talfiful
Al-Akwan sebagai metode pembelajaran ilmu Nahwu pada kelas
matrikulasi sasntri baru. Talfifu Al-Akwan merupakan metode pembelajaran
ilmu Nahwu yang praktis dengan metode nadzoman dan sorogan. Metode
nadzoman yaitu santri membaca dengan melantunkan nadzoman, dilakukan secara
terus-menerus setiap hendak mengawali pembelajaran dan setiap selesai sholat
subuh berjamaah. Dengan sering membaca, melantunkan bersama-sama diharapkan
para santri terbiasa dan bisa bahkan hafal.
Adanya
metode nadzoman adalah untuk memperoleh kefasihan dalam membaca dan memperkuat
ingatan. Sedangkan metode sorogan adalah mempelajari ilmu Nahwu melalui Talfiful
Al-Akwan dengan mengurai kata perkata dari setiap nadzoman Talfiful
Al-Akwan guna memperoleh kefahaman dan santri mampu mengaplikasikan kedalam
kitab atau sumber ajaran Islam yang berbahasa Arab.
Dengan
kombinasi dua metode tersebut, metode nadzoman dan sorogan santri-santri
memperoleh kemudahan dalam mempelajari ilmu Nahwu dan langsung dapat
diaplikasikan serta memperoleh kefahaman yang gamblang. Biasanya ilmu Nahwu
dipelajari dalam waktu yang lama untuk memperoleh kefahaman dan mampu
diaplikasikan langsung. Namun dengan pembelajaran ilmu Nahwu melalui
metode Talfiful Al-Akwan mampu mempersingkat waktu dan memperoleh
kefahaman dengan cara yang lebih mudah dan ringan.
Pembelajaran
ilmu Nahwu dengan Talfiful Al-Akwan disampaikan secara praktis,
mudah dipahami dan menyingkat waktu, dengan disertai contoh-contoh. Sehingga
santri langsung bisa menerapkan dalam kesehariannya mempelajari sumber ajaran
Islam. Ketika ilmu dasar sebagai alat yang digunakan dalam mempelajari sumber
ajaran Islam telah didapat, dipahami dan diterima dengan mudah, maka untuk
tahap selanjutnya akan lebih mudah.
Pembelajaran
Ilmu Nahwu dengan Talfiful Al-Akwan diawali dengan pengenalan
terhadap variasi dhomir atau ‘kata ganti’ dalam bahasa Arab beserta contoh-contohnya
baik dalam kalimat isim ‘kata benda’ maupun kalimat fi’liyah
‘kata kerja’ kemudian dilanjutkan dengan tanda-tanda i’rab (perubahan
akhir kata). Semua materi ilmu Nahwu tersebut disampaikan dengan
nadzoman yang pembacaannya dengan dilantunkan.
Hal
tersebut merupakan materi pokok dalam ilmu Nahwu, dengan memahami materi
pokok santri telah mampu mengapliaksikan langsung dalam kitab-kitab berbahasa
Arab.
Dalam
Talfiful Al-Akwan terdapat salah satu nadzom berbunyi sebagai berikut: فعلامات الرفع فيها أربع # ضم واو وألف ونون . كقام الزيدان
وهم يقومون . Ketika hanya dibaca dan dilantunkan dengan metode nadzoman
maka hanya sekedar fasih dan hafal tanpa mengetahui fungsi, makna dan perbedaan
kata-kata tersebut. Tetapi ketika dibarengi dengan metode sorogan maka akan
mendapat pemahaman tentang ilmu Nahwu. Mengetahui maknanya, penguraian
kata-katanya bahwa tanda kalimat dibaca i’rab rafa’ yaitu empat; dlomah,
wawu, alif dan nun dengan dibuktikan melalui penerapan
dalam contoh.
Setelah
memahami materi dan diterapkan dalam contoh pada nadzom adalah mengaplikasikan
pada teks berbahasa Arab. Dengan demikian akan didapatkan pemahaman yang
lengkap tentang ilmu Nahwu. Sehingga pemahaman terhadap isi yang
tersampaikan dalam sumber ajaran Islam berbahasa Arab dapat diterima dengan
mudah.
Santri
baru di pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta dengan pembelajaran ilmu Nahwu
melalui Talfiful Al-Akwan diharapkan mampu memahami dasar-dasar imu Nahwu
dengan praktis dan cepat serta dapat diterima dan dipahami. Mampu
menjadikan dasar ilmu Nahwu sebagai pijakan yang kuat dalam mempelajari
sumber ajaran Islam yang berbahasa Arab serta mampu memilah-milah literteratur
berbahasa Arab yang baik, berkualitas dan benar.
Dengan
adanya pembelajaran ilmu Nahwu melalui Talfiful Al-Akwan yang
praktis mampu memberikan pemahaman kepada santri tentang ilmu Nahwu.
Mampu diterima dan diaplikasikan dalam membaca, mempelajari, dan menelaah
sumber-sumber ajaran Islam terutama Alquran dan hadits yang berbahasa Arab.
Sehingga santri tumbuh menjadi muslim yang tahu dan paham dengan ajaran
agamnya, memahami makna-makna yang terkandung di dalam sumber ajaran Islam
dengan baik dan benar. Setelah paham dan mengerti, mampu menerapkan dalam
hidupnya.
Apabila
penerapan ilmu Nahwu yang salah akan memperoleh pemahaman yang salah
pula terhadap teks berbahasa Arab yang terdapat pada sumber ajaran agama Islam.
Kesalahan tersebut berdampak pada aplikasi yang salah pula dan akan
menghasilkan suatu yang tidak baik bahkan fatal. Sehingga pemahaman yang baik
dan betul terhadap ilmu Nahwu dan penerapannya itu penting dalam memami
sumber ajaran Islam untuk memperoleh kebenaran. Karena hal yang dilakukan
dengan ilmu yang benar akan menghasilkan suatu yang bermanfaat dan berkualitas.
Menjadi
muslim yang berkualitas, bangsa yang bermartabat, unggul dengan moralitas yang
luhur, sehingga mampu menjadi pemimpin-pemimpin yang jujur dan amanah membawa
Indonesia menuju kesejahteraan yang adil dan beradab. Bangsa yang baik adalah
bangsa yang berilmu, beradab dan bermoralitas tinggi. Dengan menjadi muslim
yang baik, pemahaman tentang agamanya luas maka mampu menjadi pribadi yang baik
untuk membangun bangsa yang baik.
Komentar
Posting Komentar