Isim yang Dibaca Nashab: Hal (حال)
Hallo sahabat Blogger, bagaimana kabar semuanya, semoga
semua selalu dalam Rahmat dan lindungan Allah SWT. Mari berdoa semoga wabah
pandemi Covid-19 lekas menghilang, negara kita lekas pulih membaik keadaannya
seperti sediakala, dan kita semua bisa kembali beraktivitas seperti pada
mulanya amiin
Panik dan bermalas-malasan bukan suatu yang baik untuk
menghadapi kondisi sekarang ini. Namun sebaliknya, kita harus waspada dan terus
berkarya di mana pun tempatnya dan bagaimanapun kondisinya. Meskipun kita semua
#BelajarDiRumah harus donk terus berkarya, dan mengisi hari-hari kita dengan
belajar.
Sahabat Blogger, pada kesempatan kali ini, penulis ingin
menyajikan satu pembahasan dalam Ilmu Nahwu. Ilmu Nahwu adalah salah satu ilmu
Alat dalam memahami Bahasa Arab. Mengapa kita perlu mempelajari ilmu tersebut?
Begini penjelasan salah satu Imam Nahwu tersohor di
Kuffah, Imam Kisa’i. Imam Kisa’i berpesan kepada murid-muridnya “ bahwa dengan
mengusai Nahwu dan Shorof saja, sebenarnya sudah cukup” meskipun tidak mempelajari
disiplin ilmu lainya. Berikut ini maqolah beliau:
مَنْ تَبَحَّرَ في عِلْمٍ اِهْتَدَى بِهِ الى
سَائِرِ العُلوْمِ
Barang siapa menguasai satu disiplin ilmu,
maka ia akan mendapat petunjuk untuk mencapai ilmu-ilmu yang lain.
Begitu sahabat Blogger..yuk kita langsung saja belajar
tentang “ Hal (حال) ”
Berikut definisi dari Hal
(حال) :
الحَالُ هُوَ الإِسْمُ المَنْصُوْبُ المُفَسِّرُ
لِما انْبَهَمَ مِنَ الهَيئئَاتِ، نَحْوُ قَوْلِكَ جاءَ زَيْدٌ رَاكِباً
Hal adalah isim yang dibaca nashab yang menjelaskan
keadaan yang samar, seperti contoh : جاءَ زَيْدٌ رَاكِباً ( Zaid telah datang dengan kendaraan).
Syarat Hal: berupa isim Nakiroh, kalam sempurna (tersusun
dari beberapa kalimat), tidak terjadi shohibul hal (pelaku hal), kecuali
berupa isim ma’rifat.
Ingat! Isim Ma’rifat adalah khusus (ditandai
dengan alif lam), dan Isim Nakiroh berarti umum (ditandai dengan tanwin).
Uraian tentang Hal:
- Berupa isim (ditandai dengan tanwin untuk isim Nakiroh)
- I’rabnya Nashab (ditandai dengan fatkhah kalau isim mufrod)
- Menjelaskan kesamaran lafadz yang berada sebelumnya.
Tips atau rumus untuk membedakan antara Hal
dan bukan Hal:
- Setiap jumlah yang terdapat atau didahului dengan isim Nakiroh maka ditarkib menjadi sifat. Contohnya : جاءَ وَلَدٌ يَبْكى (seorang anak telah datang sambil menangis)
- Setiap jumlah yang terdapat atau didahuli oleh isim ma’rifat, maka ditarkib menjadi hal. Contohnya: جاءَ الوَلَد يَبْكى ( anak itu telah datang sambil menangis)
Bagaimana sahabat Blogger, sudah tambah paham kan tentang
Hal..:) cukup sampai di sini tulisan kali ini...semoga bermanfaat..
(Bersumber dari, Buku “ Sang Pangeran Nahwu” Karya Abu An’im,
Kediri September 2009.)
la dikiro lapo lk brosing gk sinau
BalasHapus