Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

Teori Strukturalisme-Semiotik

Gambar
A.     Historisitas Munculnya Teori Strukturalisme-Semiotik Kelahiran kembali strukturalisme awal abad ke-20, yang kemudian disusul oleh semiotika, khususnya sebagai akibat stagnasi strukturalisme. Sebagian literature sastra, termasuk Handbook of Semoitics (Noth, 1999:307, 346), menyebutkan bahwa semiotika merupakan akibat langsung formalisme dan strukturalisme. Menurut Noth, ada empat tradisi yang melatarbelakangi kelahiran semiotika, yaitu: semantic, logika, retorika, dan hermeneutika. Karena rasa ketidakpuasaan terhadap teori strukturalisme, teori ini muncul bahwa karya sastra tidak cukup dipahami dengan strukturnya saja melainkan melalui tanda dan petanda, karena karya sastra tidak lepas dari persoalan-persoalan pembaca, ekspresi dan penciptaannya. [1] Secara definitive, menurut Paul Cobley dan Litza Janz (2002:4), semiotika berasal dari bahasa Yunani yaitu kata seme berarti penafsir tanda. Literature lain, mengatakan bahwa semiotika berasal dari kata semeion , yang berar

Teori Strukturalisme-Genetik

Gambar
A.     Historisitas atau Latar Belakang Munculnya Teori Strukturalisme Genetik Strukturalisme Genetik adalah cabang penelitian sastra secara struktural yang tak murni. Penelitian struktural yang memperhatikan aspek-aspek eksternal karya sastra. Peletak dasar teori ini adalah Taine. Menurut Taine, karya sastra tidak sekedar fakta imajinatif dan pribadi, melainkan dapat merupakan cerminan suatu budaya, wujud pemikiran tertentu pada saat karya dilahirkan. Strukturalisme genetik muncul sebagai reaksi atas “strukturalisme murni” yang kajiannya hanya menitikberatkan pada unsur-unsur intrinsik  tanpa memperhatikan unsur-unsur ekstrinsik karya sastra, sehingga karya sastra dianggap lepas dari konteks . Pengabaian terhadap unsur kesejarahan teks sastra sehingga menjadi teori yang ahistoris. Pemaknaan teks sastra yang mengabaikan pengarang sebagai pemberi makna akan berbahaya karena penafsiran tersebut akan mengorbankan ciri khas, kepribadian, cita-cita, dan juga norma-norma yang dipegang