Analisis Kamus Arab

القاموس إندونيسى-عربي أسعد محمد الكلالى
دراسة تحليلية معجامية


                                                                        BAB I
                                                                PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
      Kamus secara etimologi berasal dari kata dalam bahasa Arab, yaitu qamus (bentuk jamaknya qawasus). Bahasa Arab menyerap kata qamus dari dalam bahasa yunani kuno, ekoanos, yang berarti lautan. Sedangkan secara terminology kamus adalah sebuah buku berisi kata-kata dari sebuah bahasa, biasanya disusun secara alfabetis, disertai akan artinya, ucapannya, ejaannya dan sebagainya.kamus berdasarkan bahasa sasarannya terbagi menjadi tiga jenis ; kamus ekabahasa, kamus dwibahasa dan kamus aneka bahasa. Dalam analisis ini peneliti menitikberatkan pada kamus dwibahasa. Sebagaimana kita ketahui kamus dwibahasa merupakan kamus yang bahasa sumbernya tidak sama dengan bahasa sasarannya. Dengan kata lain, kata-kata dari bahasa yang dikamuskan dijelaskan dengan kata-kata dari bahasa lain. [1] Kamus Arab-Indonesia karya Asad M. Kalali adalah satu dari sekian banyak kamus yang menyebar di Indonesia, kamus ini terbit pada tahun 1981. Kamus ini tidak sepopuler kamus munawwir, Mahmud Yunus maupun kamus kontemporer al-Ashr namun keringkasan dan kemudahan dalam penggunaan kamus. Inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti lebih jauh tentang kamus Arab-Indonesia karya Asad M. Kalali ini meskipun dengan ukurannnya yang sedang, sebagaimana fungsi kamus sendiri yaitu menjelaskan makna kata tentunya tidak semua kamus mampu memenuhi fungsi tersebut atau disebut kamus ideal sehingga perlu adanya penelitian.

B.     Rumusan Masalah 
Dari latar belekang diatas penulis dapat menarik rumusan masalah sebagai berikut :
1.  Bagaimana metode penulisan kamus Indonesia-Arab karya As’ad Al-Kalali ?
2.  Bagaimana kelebihan dan kekurangan kamus Indonesia-Arab karya As’ad Al-Kalali apabila dianalisis melalui kelengkapan, keringkasan, kecermatan, dan kemudahan penjelasan?


C.    Tujuan penelitian 
                  Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, di antaranya sebagai berikut:
1.  Memenuhi tugas mata kuliah‘Ilmu Ma’ajim wa Al-Musthalahat;
2.  Mengungkapkan metode penulisan penulisan kamus Indonesia-Arab karya As’ad Al-Kalali.
3. Mampu memaparkan kelebihan dan kekurangan kamus Indonesia-Arab karya As’ad Al-Kalali apabila dianalisis melalui kelengkapan, keringkasan, kecermatan, dan kemudahan penjelasan.


BAB II
      PEMBAHASAN

A.    Sekilas tentang kamus
Kamus Arab-Indonesia karya Asad M. Kalali terbit pada tahun 1981. Kamus ini disusun menurut urutan alphabet seperti lazimnya kamus-kamus yang lain. Pengarangnya adalah Asad M. Kalali, lahir di Cirebon pada tahun 1904, ayahnya bernama Syeh Muhammad Ibnu Salim Al-Kalali. Kamus ini berukuran sedang akan tetapi didalamnya terdapat petunjuk penggunaan, masalah-masalah yang perlu diperhatikan dalam kamus, petunjuk tata cara mencari pokok kata dalam bahasa Arab dan singkatan-singkatan yang terdapat di dalamnya[2]. Kamus ini memiliki tebal 598 halaman, disusun berdasarkan urutan alfabeth.

B.     analisis kamus Indonesia-Arab karya As’ad Al-Kalali

1.      metode penulisan kamus Indonesia-Arab karya As’ad Al-Kalali
Dari pengamatan penuries secara langsung dapat disimpulkan metode yang digunakan As’ad Al-Kalali dalam menyusun kamusnya adalah sebagai berikut:
a.       penyusunan kamus didasarkan pada urutan alfabeth dimulai huruf A-Z.
b.      pada awal kamus dipaparkan beberapa hal penting sebelum menggunakan kamus ini meliputi mukaddimah, petunjuk, masalah yang harus diperhatikan, cara mencari pokok kata dalam bahasa Arab dan singkatan-singkatan yang terdapat dalam kamus.
c.       Adanya keterangan sebuah kata menggunakan bahasa Jawa ditandai dengan tanda kurung.

2.      Kelebihan dan kekurangan kamus Indonesia-Arab karya As’ad Al-Kalali
ü  Kelengkapan
Pada umumnya kebanyakan orang membuka kamus bertujuan untuk mengetahui makna atau arti sebuah kata yang belum diketahuinya atau yang masih meragukannya. Oleh karena itu  kelengkapan sebuah kamus adalah hal penting hal penting yang perlu diperhatikan. Kelengkapan sebuah kamus tentunya tergantung dari kebutuhan pemakainya, seperti halnya anak SD keatas biasanya menggunakan kamus saku sebagai pedoman dalam mencari makna kata. Berbeda dengan mahasiswa yang tentunya membutuhkan kamus dengan ukuran yang lebih besar. Idealnya sebuah kamus harus memenuhi syarat- syarat berikut ini :
Ø  Penyajian kata pengantar berkenaan dengan kelayakan sasaran kamus, cara pemakaian kamus dan kaidah kaidah bahasa yang paling pokok.
Dalam kamus ini terdapat petunjuk tata cara penggunaan kamus berupa mencari kata dasar yang berhuruf tiga sehingga tiap kata yang berhuruf empat atau lebih adalah adalah kata yang telah ditambah dengan awalan, akhiran, sisipan ataupun kombinasi dari kata itu. Adapun awalan dalam bahasa Arab adalah sebagai berikut :
ن- نت- ا- ات- ان- ي- يت- ين- ت-تن- م- من- مت- مست                        
Sedangkan sisipan-sipan ialah :
ا- و- ي- ط- ن- ت
Sisipanط  hanya terdapat di belakang ص  dan ض, jika tidak demikian, maka ط bukan sisipan.
Adapun akhiran-akhiran dalam bahasa Arab adalah sebagai berikut:
نا- تما- ا- ي- اء- و(وا) ن- ت- تن-ات- ة
selain itu terdapat catatan beberapa masalah yang harus diperhatikan sehingga dalam pencarian makna suatu kata tidak terjadi kekeliruan yaitu:
a.       Jika sesuatu kata terdiri dari satu, dua atau tiga huruf Arab, carilah di bawah huruf pertama, kemudian huruf berikutnya, menurut alphabet Arab.
b.      Jika kata-kata itu terdiri dari empat huruf, maka galibnya satu huruf adalah awalan atau sisipan, atau akhiran.
c.       Jika sesudah ditanggalkan awalan, akhiran dan sisipan dan tinggal tiga huruf, maka jika huruf pertamanya masih alif (ا), huruf ini bukanlah awalan, melainkan huruf dari asal kata.

Ø  Kelengkapan lema
Kelengkapan lema adalah semua kata suatu bahasa, baik yang monformosis maupun molimorfemis, didaftarkan sebagai lema dalam sebuah kamus baik kamus ekabahasa maupun dwibahasa. Hal pertama yang dilakukan orang ketika membuka kamus, sebelum mencari makna sebuah kata, adalah mencari kata itu. Bila kata atau kata-kata yang dicari tidak ada dalam kamus tersebut , maka berarti sudah menjadi indikator, kamus ini tidak lengkap atau tidak ideal.
Untuk menjaga kelengkapan lema, maka secara berkala kamus tersebut harus direvisi, entah dalam waktu dua tahun, atau lima tahun sekali. Seharusnya setiap saat dipantau adanya kosakata baru yangmuncul,dicatat, dan digunakan dalam revisi berikutnya.

Ø  Sistematika susuna lema
Lema dalam setiap kamus biasanya dan seharusnya disusun menurut abjad. Hal ini sudah umum dan lazim dalam bahasa apapun, baik Arab maupun yang lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut kamus ini disusun berdasarkan urutan abjad huruf Arab.

Ø  Glossnya lengkap, tepat, dan jelas
Yang dimaksud gloss adalah makna atau penjelasan terhadap suatu lema atau sublema. Informasi makna yang disajikan harus mudah dipahami, tepat sesuai konsepnya, dan lengkap menyangkut semua kemungkinan makna polisemi, kias dan asosiasi yang dimiliki sebuah kata. Informasi mengenai lema itu antara lain : mengenai lafal, ejaan, kelas kata, asal-usul kata, dan cara atau bidang penggunaan kata itu.  

Pada dasarnya tidak ada kamus yang lengkap dan sempurna.[3] Karena kalau semisal hari ini terbit sebuah kamus baru yang sempurna dan lengkap, maka besok mungkin sudah tidak lengkap lagi, karena besok mungkin sudah muncul lagi kosakata baru atau terjadi perubahan makna baru. Meskipun sebuah kamus besar dapat diandalkan untuk dapat menerangkan makna sebuah kata, tetapi kamus besar biasanya tidak memuat istilah-istilah ilmiah yang terlalu teknis. Oleh karena itu, alangkah baiknya kita juga memanfaatkan kamus istilah untuk mencari tahu makna istilah yang sangat teknis tersebut, yang tidak dimuat dalam sebuah kamus besar.

ü  Kemudahan penjelasan
Yaitu dalam menyajikan informasi yang berkaitan dengan kata hendaknya digunakan sarana penjelas seperti tanda panah, pemberian warna yang menonjol pada bagian yang penting, penempatan gambar secara proporsional dan pemakaian nomor.
Kamus Arab-Indonesia karya Asad M. Kalali tidak menggunakan sarana penjelas seperti tanda panah, pemberian warna yang menonjol pada bagian penting, ataupun gambar. Semuanya ditulis dengan ketebalan yang sama akan tetapi pemakaian nomor dan penjelasan kata yang ditandai dengan adanya tanda kurung sangat menonjol dalam kamus ini. Hal tersebut sangat membantu

ü  Keringkasan
Yaitu yang memfokuskan pembahasan dan uraiannya pada hal hal yang subtansial dan besifat deduktif.
Menurut peneliti kamus ini temasuk kamus yang ringkas, meskipun dengan ukurannya yang sedang. Sebagaimana kita ketahui kamus ini terbit pada tahun 1981 tentunya pada masa itu belum ada kata-kata kontemporer sebagaimana yang terjadi sekarang ini. Sehingga kamus ini pada masa itu sudah sangat baik karena dengan ukurannya yang sedang, kamus ini mampu menjelaskan makna kata secara ringkas dan jelas.


ü  Kecermatan
Yaitu uraian di dalam sebuah kamus harus objektif, seperti dengan melengkapi dengan foto, gambar, ilustrasi dan contoh.
Kamus Arab-Indonesia karya Asad M. Kalali tidak digunakan seperti uraian di atas. Kamus ini hanya menekankan makna suatu kata tanpa memberikan gambar ataupun contoh seperti layaknya kamus-kamus lainnya.
           
            Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan oleh penulis bahwa kamus Arab-Indonesia karya Asad M. Kalali memilki kelebihan sebagai berikut :
1.      kamus ini masuk dalam kriteria kamus yang ringkas karena dari ukurannya yang sedang sudah mampu menampung banyak kosa kata.
2.      Dan dengan ukurannya yang tidak terlalu besar kamus ini mudah dibawa kemana saja.
3.      Adanya petunjuk berupa tata cara penggunaan kamus dan hal yang perlu diperhatikan dalam mencari makna kosa kata Arab, hal ini sangat membantu pemakai kamus dalam mempermudah pencarian makna suatu kata.
4.      Adanya keterangan dalam kurung yang menjelaskan arti kata tersebut.

Adapun kekurangan dari kamus ini adalah :
1.      Tidak dilengkapi dengan  gambar, contoh dan lainnya.
2.      Banyak kosa kata yang belum termuat meliputi kosa kata modern.
3.      Tidak adanya biografi penulis dengan menggunakan bahasa Indonesia.










KESIMPULAN
            Dari pemaparan dan analisis diatas dapat disimpulkan beberapa poin-poin penting sebagai berikut :
·         kamus adalah sebuah buku berisi kata-kata dari sebuah bahasa, biasanya disusun secara alfabetis, disertai akan artinya, ucapannya, ejaannya dan sebagainya.
·         Kamus dikatakan ideal atau lengkap harus memenuhi syarat yaitu: Penyajian kata pengantar berkenaan dengan khalayak sasaran kamus, cara pemakaian kamus dan kaidah kaidah bahasa yang paling pokok, kelengkapan lema, glossnya lengkap, tepat dan jelas.
·         Dalam dunia leksikografi disadari benar bahwa tidak akan ada kamus yang sempurna, yang dapat memberikan informasi apa saja mengenai kata dengan makna karena semakin perkembangnya zaman kata-kata baru juga semakin berkembang.
·         Dari analisis peneliti, kamus ini berukuran sedang namun cukup baik dan ringkas karena didalamnya terdapat petunjuk penggunaan dan informasi lain yang membantu pemakai kamus dalam mencari makna kata, akan tetapi apabila dilihat dari segi kemudahan penjelasan, keringkasan dan kecermatan tentunya banyak hal yang perlu diperhatikan dan dicantumkan sehingga kamus ini akan menjadi kamus yang bermanfaat dan dibutuhkan bagi banyak pemakai bahasa terutama orang yang mempelajari bahasa Arab.

DAFTAR PUSTAKA
Ø  Chaer, Abdul. Leksikologi dan leksikografi Indonesia, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007
Ø  M. Kalali, Asad. Kamus Indonesia-Arab, cetakan pertama 1982



[1] Abdul Chaer leksikologi dan leksikografi Indonesia ( Rineka Cipta :2007), hal : 197..
[2] Asad M. Kalali kamus Indonesia Arab (cetakan pertama : 1987)
[3] Abdul Chaer leksikologi dan leksikografi Indonesia ( Rineka Cipta :2007), hal : 185

Komentar

Tulisan Lainnya

Proses Penciptaan Manusia (Q.S. Al-Mu’minun: 12-14)

Manfaat belajar filsafat

إلى حبّ المحبوب

Untukmu Penggenap Ganjilku

Belajar Nahwu Efektif dan Efisien dengan Talfiful Akwan