Hakikat Ilmu Sastra Arab: Sebuah Kajian Filsafat Ilmu

           A.  PENDAHULUAN

a.       Latar Belakang

Memahami suatu objek secara lebih mendalam diawali dengan pengetahuan yang mendasar tentang suatu objek tertentu. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pengkajian awal terkait hakikat suatu objek tertentu, yang   mana mampu memberikan pijakan awal dalam memahami suatu objek tertentu.

Dalam makalah ini objek tersebut adalah ilmu sastra Arab. Memahami ilmu sastra Arab secara luas dan mendalam diawali dengan pemahaman mendasar terkait hakikat ilmu sastra Arab. Penulis pada makalah ini akan membahas bagaimana hakikat ilmu sastra Arab.

b.      Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1.      Tinjauan hakikat ilmu sastra Arab.

B.     PEMBAHASAN

a.       Hakikat Ilmu Sastra Arab

Hakikat adalah segala sesuatu yang berada pada sesuatu yang paling dasar dari sebuah konstruksi pemikiran.[1] Hakikat Ilmu sastra Arab adalah esensi dari ilmu sastra Arab, pemahaman makna ilmu sastra Arab dilihat istilah, asal-usulnya, dan fungsinya dalam konteks kehidupan sehari-hari.

 

b.      Pengertian Ilmu Sastra Arab

Secara etimologi ilmu berasal dari kata ‘alima , ya’lamu , ‘ilman  (bahasa Arab) yang bermakna mengerti, memahami benar-benar; science (Inggris); scientia  (Latin) yang berarti pengetahuan. Jadi secara terminologi, adalah bersifat koheren, logis, empiris, sistematis, metodologi, dapat diukur, dan dibuktikan. Hasilnya harus terbuka kepada pencari ilmu. Pengetahuan dalam kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu.[2]

Sedangkan sastra berasal dari bahasa Sansekerta yaitu dari kata sas yang berarti mengarahkan, memberi petunjuk, atau instruksi, sedangkan tra berarti alat atau sarana. Sastra dalam bahasa melayu banyak diartikan sebagai tulisan. Dalam bahasa Indonesia, sastra berarti: (1) bahasa, (2) karya tulis, (3) kitab suci, (4) pustaka, (5) tulisan, huruf.[3]

Ilmu sastra Arab adalah beberapa disiplin ilmu yang memiliki keterkaitan dan hubungan langsung dengan kajian sastra Arab. Apakah ilmu tersebut membicarakan teori-teori sastra Arab, macam-macam sastra Arab, aliran sastra Arab, sejarah sastra Arab, atau menjelaskan perkembangan sastra Arab. Ilmu sastra mencakup bidang yang luas yaitu teori sastra, sejarah sastra, dan kritik sastra.[4]

Teori sastra adalah bagian ilmu sastra yang membicarakan pengertian-pengertian dasar tentang sastra, unsur-unsur yang membangun karya sastra, macam-macam sastra dan perkembangan serta kerangka pemikiran para pakar tentang apa yang dinamakan sastra. Sedangkan sejarah sastra adalah bagian ilmu sastra yang memperlihatkan perkembangan karya sastra, tokoh-tokohnya, dan ciri-ciri dari masing-masing tahap perkembangan tersebut. Dan yang dimaksud dengan kritik sastra, adalah bagian ilmu sastra yang memperbincangkan tentang pemahaman, penghayatan, penafsiran, dan penilaian terhadap karya sastra.[5] Kritik sastra berguna untuk pembinaan dan pengembangan ilmu-ilmu sastra. Sejarah telah membuktikan bahwa perkembangan dan kepesatan laju ilmu sastra dapat dilihat dari sejarah perkembangan kritik sastranya. Jadi, kemajuan ilmu sastra sangat bergantung pada perkembangan dan kemajuan kritik sastranya.[6] 

c.       Ciri-ciri Ilmu Sastra Arab

Ciri-ciri dapat didefinisikan sebagai kekhasan yang melekat pada sebuah objek atau benda sehingga membedakan dengan benda-benda lain atau objek lain.[7] Adapun ciri-ciri ilmu sastra Arab adalah sebagai berikut:

1.      Berpikir ilmiah, yaitu selalu memikirkan hal-hal yang dikhususkan atau mengkhususkan hal-hal melalui prosedur yang sistematik, mengungkapkan fakta yang diperoleh secara objektif. Hasil yang diperoleh merupakan suatu proses yang berjalan terus-menerus karena suatu hasil penelitian selalu dapat disempurnakan lagi.

2.   Hal yang dipikirkan secara khusus dipertanyakan terus menerus sampai bagian yang sekecil-kecilnya. Artinya, tidak boleh menanyakan hal hanya bila perlu saja.

3.    Dalam merumuskan jawaban harus diikuti alasan yang kuat dan kadang-kadang bukti yang dapat diamati dengan indera. Dengan kata lain, tidak hanya asal menjawab tanpa diikuti bukti yang kuat.

4.    Ada sistematika atau keteraturan. Artinya, hasil yang diperoleh diatur dan dipaparkan secara sistematis serta tidak hanya asal memaparkan. [8] 

d.      Manfaat atau kegunaan Ilmu Sastra Arab

Manfaat atau kegunaan dapat didefinisikan sebagai kedudukan yang dimiliki unsur-unsur di dalam sebuah struktur.[9] Suatu ilmu pengetahuan yang dipelajari dan diperdalam ini tentu ada manfaat bagi kehidupan. Adapun manfaat atau kegunaan yang dimiliki oleh ilmu sastra Arab adalah sebagai berikut:

1.      Membantu pembaca (pembelajar) untuk memahami karya sastra

2.      Membantu pembaca (pembelajar) untuk menikmati karya sastra

3.      Membantu pembaca (pembelajar) untuk menciptakan karya sastra

4.      Membantu pembaca (pembelajar) untuk menganalisis karya sastra

5.      Membantu pembaca (pembelajar) untuk menginterpretasikan karya sastra.[10] 

C.    PENUTUP

Berdasarkan pemaparan di atas terkait hakikat ilmu sastra Arab dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1.      Ilmu sastra Arab adalah beberapa disiplin ilmu yang memiliki keterkaitan dan hubungan langsung dengan kajian sastra Arab.

2.      Ilmu sastra Arab sebagai disiplin ilmu memiliki ciri-ciri tertentu yaitu bersifat ilmiah, dipertanyakan terus menerus, diikuti alasan yang kuat dalam merumuskan jawaban, dan sistemis.

3.      Ilmu sastra Arab sebagai disiplin ilmu memiliki manfaat atau kegunaan dalam kehidupan yaitu membantu untuk memahami, menikmati, menciptakan, menganalisis, dan menginterpretasikan karya sastra.

Penulis meyakini betul, bahwa pemaparan terkait hakikat ilmu sastra Arab dalam makalah ini jauh dari kata sempurna, karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menyempurnakan penulisan-penulisan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Emzir, Saifur Rohman. Teori dan Pengajaran Sastra, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2015.

Muzzaki, Akhmad. Pengantar Teori Sastra Arab, Malang: UIN Malang Press. 2011.

Sangidu. Penelitian Sastra: Pendekatan, Teori, Metode, Teknik, dan Kiat, Yogyakarta: Seksi Penerbitan Sastra Asia Barat, FIB UGM. 2007.

Suhasti S, Ermi. Pengantar Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Prajanya Media. 2016.

Suroso dkk. Kritik Sastra, Yogyakarta: Elmatera Publishing. 2009.



[1] Emzir, Saifur Rohman, Teori dan Pengajaran Sastra (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), hlm. 4

[2]Ermi Suhasti S, Pengantar Filsafat Ilmu (Yogyakarta: Prajnya Media, 2016), hlm. 4

[3]Akhmad Muzzaki, Pengantar Teori Sastra Arab (Malang: UIN Malang Press, 2011), hlm. 21

[4]Akhmad Muzzaki, Pengantar Teori Sastra Arab, hlm. 17

[5] Akhmad Muzzaki, Pengantar Teori Sastra Arab, hlm. 17-18

[6]Suroso dkk, Kritik Sastra (Yogyakarta: Elmatera Publishing, 2009), hlm. 16

[7]Emzir, Saifur Rohman, Teori dan Pengajaran Sastra, hlm. 6

[8]Sangidu, Penelitian Sastra: Pendekatan, Teori, Metode, Teknik, dan Kiat (Yogyakarta: Seksi Penerbitan Sastra Asia Barat, FIB UGM, 2007), hlm. 9

[9]Emzir, Saifur Rohman, Teori dan Pengajaran Sastra, hlm. 8

[10] Sangidu, Penelitian Sastra: Pendekatan, Teori, Metode, Teknik, dan Kiat, hlm . 38

Komentar

Tulisan Lainnya

Proses Penciptaan Manusia (Q.S. Al-Mu’minun: 12-14)

Manfaat belajar filsafat

إلى حبّ المحبوب

Untukmu Penggenap Ganjilku

Belajar Nahwu Efektif dan Efisien dengan Talfiful Akwan