Galau, Patah, Bosan Itu Manusiawi dan Al-Qur'an Adalah Obat untuk Semua Ini




www.bing.com/image

Hallo sahabat Blogger, are you OK? May Allah bless you always...amiin :)

 Sahabat, ....

Kamu, pernah ngerasain galau?

sedikit galau, galau tingkat dewa atau galau B aja..berarti kamu manusia.

Kamu, pernah patah?

Patah kaki, patah tangan, atau patah hati..baik patah karena kecelakaan, atau disengaja atau patah ditinggal ‘Rabi’...berarti kamu manusia.

Kamu, pernah bosan?

Bosan aja, bosan banget sampai bosiiin karena saking bosannya, berarti kamu manusia.



Intinya, kalau kamu pernah merasakan itu semua..selamat kamu adalah manusia. Itu artinya, semua orang pernah ngalami. So, kamu gak sendiri gaes..temenmu sejagat raya..benerkan?

Itu manusiawi. Itu hal yang lumprah. Itu hal yang wajar. Gak perlu kita merana, merasa paling sengsara, gak berguna, hidup gak ada artinya..cukup! sudahi sampai disini! Karena itu jelas gak merubah keadaan. Bangkit, berkaca, berbenah, dan bertaubahlah yang menjadikan kita lebih baik.

Katakan pada dirimu,”Tak apa galau, tak apa patah, tak apa bosan. Tapi cukup untuk hari ini. Besok harus lebih baik!”

Semua hal ada solusinya, ada caranya, ada hikmahnya.

Namun, jika sudah PUTUS ASA DAN MENYERAH itulah yang bermasalah.

Allah SWT pun dalam Qur’annya berfirman, “Allah tidak menyukai hamba-hambanya yang berputus asa dari rahmat-Nya”.

Sudah sepantasnya, kita umat Muslim, ketika ada apa-apa hal buruk yang menimba diri kita dekatkan kepada Allah SWT. Karena semua datang dariNya, semua terjadi berkat kehendakNya, dan semua akan sembuh akan baik berkat pertolonganNYa.

Sesuai dengan nasihat, ajaran, dari Bapak Pengasuh Pondok Pesantren Wahid Hasyim, beliau Bapak K.H. Drs. Jalal Suyuthi, “Menomor satukan Allah”.

So, ketika kita dihadapkan pada keadaan yang membuat diri kita, hati kita galau, patah, dan bosan kita banyak mengingat Allah, banyak berzikir kepadaNya dan yakinlah bahwa ada solusi dan jalan keluar dari setiap masalah, ada obat bagi setiap sakit dan lara, serta ada hikmah disetiap dera dan derita.

Akupun juga manusia biasa seperti kalian, merasakan galau, patah, dan bosan. Aku yakin setiap orang punya caranya masing-masing untuk mengatasinya. Karena kita semua tahu, bahwa hal itu adalah suatu yang tidak baik untuk diistiqomahkan.

Di sini aku mau sharing, cara aku dalam menghadapi setiap kegalaun, patah hati, maupun kebosanan dengan keadaan, situasi dan rutinitas yakni dengan membaca Al-Qur’an. Memperbanyak membaca Al-Qur’an bisa membuat hati tenang, lapang, dan ridho dengan ketentuan yang sudah Allah tetapkan. Kemudian membaca arti dari ayat-ayat yang kubaca satu demi satu, dan dengan izin Allah berikan solusi dari setiap masalahku.

Salah satu contoh suatu ketika, Allah memberikan cobaan sebuah rasa kebosanan yang luar biasa menurutku. Kebosanan yang membuat hati ‘neg’, marah, kesal, stress yang semua itu berujung pada nangis yang gak karuan membuat sesak dada dan pikiran.

Aku tak kuasa dengan semua itu, kemudian kubasuh mukaku dengan air wudhu. Kemudian kubuka mushafku, kupilih surat, ayat sesukaku..lalu kubaca meskipun masih dengan isakkan tangis bercucuran air mata, bacaan terus kulanjutkan sampai berhenti tangisku. Kemudian kubaca kurenungkan setiap arti dari ayat yang kubaca. Pada saat itu kubaca surah Al-Anbiya’ ayat 94 ,”Barang siapa mengerjakan kebajikan, dan dia beriman, maka usahanya tidak akan diingkari (disia-siakan). Kamilah yang mencatat untuknya.

Seketika, hati ini seperti daun dimusim kering yang disapa oleh tetes air hujan..mak cles, sejuk dan membahagiakan. Dari itu, aku selalu percaya dengan kekuatan Al-Qur’an untuk solusi setiap masalah hidupku.

Benar memang kata pepatah, tiada masalah tanpa solusi jika mau dan berusaha mencarinya. Dan Benar kata Al-Qur’an, tiada cobaan menimpa seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Tiada kemudahan selain dari Sang Maha Pemudah, Allah SWT.



Langit Kota Sragen,

6 April 2020: 23:11 WIB

Komentar

Tulisan Lainnya

Proses Penciptaan Manusia (Q.S. Al-Mu’minun: 12-14)

إلى حبّ المحبوب

Untukmu Penggenap Ganjilku

Belajar Nahwu Efektif dan Efisien dengan Talfiful Akwan

Manfaat belajar filsafat