Two Months in Quarantine

 



Ini adalah ceritaku. Tentang #dirumahaja.  Two months in quarantine. Kegiatanku di tengah pandemi COVID-19 yang melanda negeriku Indonesia.

Ini adalah waktu terlama aku stay at home setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP). Karena setelah lulus dari SMP, aku melanjutkan menimba ilmu di Pesantren sampai saat ini di jenjang Master. Biasanya pulang ke rumah kalau libur semester panjang, itu pun tidak lebih dari dua minggu. Sebab, kembali lebih awal untuk mengurus persiapan di Pesantren.

Terbiasa dengan rutinitas yang padat dan kegiatan yang variasi membuat keadaan tidak mudah bosan. Namun di tengah kondisi pandemi yang melanda, kini mau tidak mau harus harus membatasi ruang gerak, dan minimalisir kegiatan di luar. Alhasil tidak jarang menuai kebosanan sebab rutinitas yang monoton.

Mungkin tidak hanya aku yang merasakan hal semacam ini. Dilanda ke gabutan, kebosanan dan kegalauan. Pasti di luar sana banyak orang yang juga merasakan hal serupa. Kiranya apa yang kalian lakukan untuk keluar dari zona tersebut? apakah kalian sama dengan apa yang aku lakukan? Ya sudah, pasrah, jalani saja. Toh semua pasti ada hikmahnya, dan perlu disyukuri.

Pada suatu ketika di Instagram aku membaca postingan mbak Kalis, meski menohok kata-katanya tapi kuakui kebenarannya. “ Di Tengah pandemi ini, kalian merasakan boring, sebab rutinitas yang sama tiap harinya. Banyak rebahan misalnya. ke-boring-an kalian itu masih mewah.” kata-kata mbak Kalis dalam postingannya.

Mengingat dalam keadaan seperti itu, di luar sana ada orang tua yang terpaksa tetap keluar bekerja untuk menhidupi keluarganya. Banyak rekan medis yang mempertaruhkan waktu dan nyawanya demi bangsa. Mereka bisa sewaktu-waktu terkena risiko. Namun tetap mereka lakukan dengan penuh tanggung jawab.

Memang tidak sedikit kerugian yang ditimbulkan dari Pandemi COVID-19 ini. Namun, pemerintah sudah sangat berupaya untuk menangani dengan sebaik semampunya. Semua tergantung masyarakatnya mau patuh atau malah acuh. Lagi-lagi harapan yang sama terlangitkan, semoga pandemi lekas berakhir dan keadaan normal seperti sedia kala.

Kembali ke kata-kata mbak Kalis, ke gabutan sebab rutinitas yang itu-itu saja di setiap harinya adalah sebuah ke gabutan yang mewah. Aku bersyukur. Tapi aku hanya manusia biasa yang terkadang masih juga mengeluh. Di tengah pandemi ini, aku bersyukur bisa bersama keluarga lebih lama. Aku bisa membantu orang tua lebih banyak.  Tapi, aku bukan tipe orang yang asyik berdiam diri. Aku dari kecil suka berpetualang, mencari tantangan dan menemukan hal baru. Mudah bosan dengan rutinitas yang sama, keadaan yang stagnan, dan tidak suka hal yang mengengkang.

Di masa karantina ini, tak sedikit hal-hal baru aku lakukan untuk mengisi waktu #dirumahaja. Untuk apa? yang jelas untuk mengisi waktu supaya tetap manfaat. Menghindar dari rutinitas monoton yang bikin stres. Yang tadinya tidak suka Youtube-an jadi tiap hari ngapelin. Yaitu mencari referensi dan ilmu baru. Dari video masak-masak, video self-improvement, musik dan seambrek video lainya yang aku suka. Setelah Youtube, akun yang sering aku apelin selanjutnya adalah Instagram. Tak sedikit di jejaring sosial satu ini akun-akun keren melakukan live streaming. Seperti akun-akun para penulis best seller, akun pencetak buku, akun artis-artis keren seperti Najwa Shihab, Maudy Ayunda, Gita Savitri, Wirda Mansur, dan lain sebagainya.

Pernah juga aku membuat time line untuk kegiatan-kegiatan sehari-hariku saat #dirumahaja. Membuat to-do list kegiatan. Hal tersebut kulakukan untuk mengontrol waktu supaya diisi dengan hal yang manfaat. Dari kegiatan tersebut banyaknya mengacu pada kegiatan mengasah soft skill. Tidak sedikit dari time line tersebut yang hanya rencana semata. Sebab apa? di rumah orang tua banyak pekerjaan yang memerlukan bantuan supaya lekas kelar. Masa iya aku enak-enakkan sedang orang tua dalam kesusahan?

Meskipun begitu, setidaknya selalu ada niatan baik untuk menjadi lebih baik. Sering berpikir begitu, ketika realita tak sebanding dengan eskpetasi. Supaya diri ini tetap semangat dan terus bangkit menjauh dari ke terpurukan.

Kegiatan-kegiatan yang benar-benar baru dan belum pernah aku lakukan selama hidupku di masa pandemi ini di antaranya adalah masak pepes, puding labu, dimsum, sambal kemangi, martabak manis, pisang Crispy, kripik pare, siomay. Yang awalnya tidak hobi masak, jadi suka masak. Jadi sering ngapeli dapur. Tahu aneka tepung. Dari tepung gandum, tapioka, beras, meizena alias tepung kanji.

Selain masak, adalah menulis. Blog yang sudah lama banget tidak disambangi, nyaris dihinggapi laba-laba sebab tidak pernah diisi content tulisan. Alhasil sedikit demi sedikit membangkitkan semangat menulis lagi. Meskipun belum bisa istiqomah. Berkaitan menulis, ada menggambar. Yaitu sesekali aku menggambar doodle. Meskipun jelek, tapi cukup menghibur. Sebenarnya kalau sering dilatih dan diasah, akan bisa. Namun lagi-lagi aku masih iseng dan suka-suka melakukannya. Bagaimana caranya ya biar serius menjalaninya begitu?

Kegiatan lain yang paling aku suka adalah membaca. Selama #dirumahaja aku sudah membeli 5 buku via online book. Dan ini pertama kalinya aku beli buku online. Biasanya aku selalu membeli ke toko buku langsung, karena takut kena tipu dapat buku bajakan. Namun, setelah berkenalan dengan akun percetakan buku resmi dan menyertakan akun-akun online book, aku mulai mempelajarinya dan mempercayainya. Alhamdulillah puas dengan pelayanannya. Baik dan bagus.

Kelima buku tersebut di antaranya adalah novel dan bacaan ringan. Aku mengorek tabunganku demi membeli buku tersebut.  Dari kelima buku tersebut sudah 3 buku yang ku lahap habis. Dua novel dan satu buku true story dari kak Gita Savitri Devi. Kini tersisa 2 buku, sepertinya 1 buku kurang menarik untukku baca. Namun sepertinya nanti juga bakal aku lahap, ketika sudah tidak ada lagi amunisi bacaan.

Hal baru yang tidak belum pernah aku lakukan sama sekali di kehidupanku sebelumnya adalah bisnis baju. Pas jaman masih SD pernah sih aku bisnis ala-ala. Jualan lotis. Tapi itu hanya berlangsung sehari sampai dua hari. Setelah itu tidak pernah. Kemarin awal Ramadhan, melihat postingan salah satu teman di story WA, dari itu aku terbesit untuk join. Ya, jadi Reseller. Belajar bisnis dikit-dikit. Ikutan memposting gambar baju di story WA terus melakukan marketing dengan kata-kata yang mengajak untuk membeli. Kenapa aku mulai dari menjadi reseller?. Untuk hal baru, aku ingin menekan low risk. Di samping itu juga modal yang belum ada. Alhamdulillah, satu dua teman tertarik untuk membeli. Akhirnya aku putuskan untuk membuat akun @alliana.olshop di Instagram dan mengatasnamakan pengiriman dengan nama tersebut. Harapanku ini menjadi awal yang baik untuk mewujudkan cita-citaku menjadi Owner sebuah brand Fashion. Amiin.

Kegiatan lainnya lagi adalah menyimak mengaji anak tetangga. Meskipun sudah terbiasa menyimak mengaji di Pesantren, namun menyimak mengaji di rumah adalah hal baru bagiku. Seorang tetangga ke rumah dan memasrahkan anaknya untuk disimak mengaji selepas salat Magrib. Meskipun hanya satu murid, tetap aku terima dengan baik dan berusaha memberikan yang terbaik. Semoga kelak ia tumbuh menjadi anak soleh dan menularkan ilmunya kepada yang lainnya. Dan semoga menjadi ilmu yang bermanfaat. amin.

Masih terdapat beberapa hal baru lainnya yang aku lakukan selama Two Months in Quarantine namun masih belum bisa istiqomah. Bagaimana dengan sahabat semuanya. Hal apa saja yang dilakukan selama #dirumahaja? Semoga semua selalu sehat. Salam hangat penuh semangat.

Ruang Langit Kota Sragen

Bertepatan dengan hari kelahiran Pancasila

1 Juni 2020 22:55 WIB

 

 

Komentar

Tulisan Lainnya

Proses Penciptaan Manusia (Q.S. Al-Mu’minun: 12-14)

إلى حبّ المحبوب

Untukmu Penggenap Ganjilku

Belajar Nahwu Efektif dan Efisien dengan Talfiful Akwan

Manfaat belajar filsafat