Ngaji Kitab Riyadhus Shalihin

NGAJI BAB JUJUR #NgaosBersamaBapak

Hallo Sahabat Blogger di manapun berada, semoga selalu sehat ya..Lama tidak bersua ya, 2021 sudah bulan ke delapan aja ya ..Apa kabar pandemi? Masih sama bukan? Mari berdoa semoga Corona lekas berpulang.

Bagaimana kabarnya? Tetap stay #dirumahaja kan ya?..Okay good!

Semoga dengan begitu kita tetap safety. Mari tertib dan patuh pada protokol kesehatan dengan mencuci tangan pakai sabun, memakai masker, jaga jarak, hindari kerumunan, tetap #dirumahaja dan mengurangi aktivitas di luar yang tidak penting.

Selain itu  mari bersama-sama lebih mendekat pada Sang Maha Kuasa, Sang Pemberi rasa aman , sehat dan bahagia, Sang Pencipta Pandemi, Allah SWT, Tuhan Semesta Alam Raya. Semoga kita semua mendapatkan perlindungan lahir dan batin. amiin

Sebuah upaya menjadi pengingat kala memori penuh dengan deretan rutinitas, alarm saat lelap dalam tidur panjang, copyright saat tinta pena tak lagi kentara, tulisan ini aku buat. Selain itu adalah upaya untuk sharing hal baik, semoga ada kebaikan berkelanjutan dan berkesinambungan. Bersama menjadi pribadi lebih baik dari kemarin. :)

Sebuah catatan mengaji bersama Bapak Pengasuh Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta, Bapak KH. Drs. Jalal Suyuthi, S.H. mengaji kitab Riyadhus Shalihin karya Al Imam Al 'Alamah al Muhaddits, Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an Nawawi ad Dimasqi as Syafi'i, beliau dikenal sebagai ulama paling alim pada zamannya, zuhud dan wara', serta kuat beramal shaleh.

Beliau dilahirkan di desa Nawa dekat Damsyik, Suriah pada 631 H, yakni delapan ratus tahun silam.

Kurang lebih tiga minggu lalu, kami segenap santri WEHA (Wahid Hasyim), begitu sebutan untuk kami yang nyantri di Pondok Pesantren Wahid Hasyim, santri yang sudah mukim di pondok berkesempatan untuk mengaji bersama Bapak Kyai yakni mengaji kitab Riyadhus Shalihin bagian pertama pada bab Jujur.

Pada bagian awal setelah tulisan bab, tertera dalil Al-Qur'an. Bahwa Allah SWT berfirman pada Qs. At-Taubah: 119, Qs. Al-Ahzab: 35, Qs. Muhammad:21, di mana ketiga ayat tersebut memuat tentang perihal Jujur.

Pada Qs. At-Taubah: 119, Allah SWT berfirman yang artinya, "Wahai orang-orang beriman! bertaqwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar."

Kemudian pada Qs. Al-Ahzab: 35, Allah SWT mention juga kepada laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatan. Kemudian disambung pada Qs. Muhammad:21, Allah SWT berfirman, "....padahal jika mereka benar-benar (beriman) kepada Allah , niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka."

Kemudian dipembahasan selanjutnya disajikan hadist Nabi Muhammad, dari Ibnu Mas'ud R.A, Nabi bersabda, "Sesungguhnya kejujuran itu menunjukkan kepada kebaikan, dan  adapun kebaikan itu menunjukkan pada surga. Seseorang yang berlaku jujur, disisi Allah tercatat sebagai orang yang benar. Namun sebaliknya, berbohong menunjukkan pada kejahatan, dan setiap kejahatan menunjuk pada neraka, dengan begitu disisi Allah, mereka tercatat sebagai pembohong."- Mutafaqun 'alaih

Beliau Bapak Pengasuh, memaparkan bahwa suatu yang baik harus dimulai dari kebaikan. Kejujuran ataupun kebenaran adalah modal utama dari semua kebaikan dan kemuliaan. Kemaslahatan dimulai dari jujur dan berlaku benar. Sebab kebenaran itu membawa ketenangan. Sebaliknya kejahata dimulai dari kedustaan, dan kedustaan itu keraguan.

Semoga kita semua dapat meneladani sikap Rasullah untuk bersikap jujur dan benar, serta menjahui dari sikap dusta. Semoga kebaikan-kebaikan meliputi kita semua. amiin.

Catatan Ngaos Bersama Bapak  Pengasuh

Ngaos Bapak, Jum'at, 16 Juni 2021

Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proses Penciptaan Manusia (Q.S. Al-Mu’minun: 12-14)

Manfaat belajar filsafat

Sturkturalisme Robert Stanton